Rindu

Sunyi, hening, gelap, sndiri terdiam dengan bantal yang kupeluk malam ini.

Tetes demi tetes airmata jatuh membasahi bantal dan kedua pipiku. Mengingatkanku akan sesuatu, sesuatu hal yang seharusnya tidak perlu kuingat.

YA KAMU !!!!

Seseorang yang berharga, istimewa dan sempurna dimataku, seseorang yang sudah tak asing lagi dihidupku.

Dimalam yang sepi, sunyi dan dingin ini, aku kembali memutar memori dimana saat itu kita bersama, namun bukan sebagai sepasang kekasih.
Entahlah, akupun tak mengerti dengan status kita DULU.

Rindu..

Itu dia Rindu, yang mungkin saat ini aku rasakan.

Rindu yang menyesakkan dada, rindu yang terhalang jarak, rindu yang tak sampai, yang terbawa angin malam.

Sungguh, rindu ini sangat menyiksa batinku, rindu yang selalu hadir setiap malam saat aku mulai memejamkan kedua mataku.

Semua kenangan itu selalu hadir menghantui pikiranku.

Hatiku mulai bertanya-tanya,

Apakah kamu merasakan hal yang sama ?
Merindukan kenangan itu ?
Merindukan arti KITA DULU ?

Harapan

Hai...kamu ?

Apa kabar ? 

Aku disini baik-baik aja..aku harap kamu juga baik-baik aja yah :')

Nggka kerasa yah kita udah lama banget gak ketemu. 
Kamu tau gak ? kalo sebenernya aku ini menyimpan perasaan yg begitu mendalam terhadapmu, namun aku sadar akan semua ini, aku tak pantas memiliki sosok sempurna sepertimu.

Mungkin kamu sekarang sudah bersama seseorang yg kamu cintai.
Dan aku ? Aku masih disini, menunggu hadirmu kembali. Tapi, rasanya tak mungkin kamu akan kembali. Karena, tentu saja aku bukan tujuanmu berpulang, kan ?

Andai aku mampu menghapusmu. Andai aku bisa melupakanmu. Mungkin tak akan ada lagi tetes air yang membahasi pipi saat aku merindukanmu, yang tak kunjung kamu balas dengan merindukanku juga. Bahkan, menganggap aku ada pun tak pernah, bukan ?
Bodoh !!! iya aku memang bodoh. Mengharapkan dirimu yg belum tentu menginginkan diriku.

Berkali-kali mencoba untuk melupakan dirimu, tapi hasilnya selalu sama, gagal dan gagal lagi. Selalu seperti itu. Mungkin, itu terlalu berat, atau aku yang tak mau itu terjadi.

Sebuah harapan, yang akan terus menjadi harapan, walau tak kunjung menjadi kenyataan.

Biarkan saja seperti ini, sampai waktu yang membuatku lupa akan harapan itu.

Edisi Curhat

Awal ceritaku mengaguminya.
Dulu, pas banget dia adalah koordinator Ruang 8 :) dimana pada saat itu adalah ruanganku ketika MOPDB.
Awal yang baik bukan ?? :D

Hmmm, terlihat sosok pria yang sedang duduk manis didepan dengan keluguan namun tetap mempesona.

Sebelum aku mengenalnya, ku kira dia itu bukan seorang yang pendiam lohh, eh ternyata ?? hmm, diam-diam menghanyutkan.

Ketika mopdb selesai, yah rasanya sedih banget pastinya, tak bisa deket-deket sama si pendiam itu.

Tiba saatnya pertama aku masuk sekolah, hmm disitu aku bertemu dengan sosok yang pendiam itu, langsung saja ku pinta No.Hp nya, tak malu-malu langsung saja kupinta.
Sebelumnya aku tak pernah seberani ini sama cowo, namun ketika bertemu dengan sosok yang pendiam itu, tak jaim-jaim lagi deh sama cowo :D tapi cuma ke dia doang :D

Nah,tiba lah disini aku mulai mendekatinya,hanya dari SMS saja aku dan dia saling berkomunikasi.
Namun ketika bertatap langsung,tak sedekat ketika SMSan, ya begitulah dia hanya berani lewat handphone saja dan hanya tersenyum ketika bertemu, aneh bukan ? Tapi membuatku cukup penasaran dengan tingkahnya itu.

Dari pertama masuk sekolah ini, sampai sekarang dia sudah menjadi alumni, aku masih saja mengaguminya dan selalu membuatku tertawa, dari smsnya, sikapnya yang dingin dan cuek, tingkahnya yang polos, pemalu, pendiam, cerdas, baik, dan ganteng pastinya :D

Dia tau,aku begitu sangat mengaguminya, aku selalu saja menggombalinya,
dan aku tak peduli apabila ada orang lain yang bilang aku kecentilan atau apalah itu. Yang penting tidak merugikan mereka.
Dan aku senang karna dia selalu membalas smsku :D

Dan semua itu berawal dari MOPDB :)

Mungkin

Entah mengapa saat melihatnya hatiku bergetar begitu kencang. Melihat senyumnya yang mampu membuat jantungku berdetak lebih kencang.

Saat dia tersenyum kepadaku rasanya seperti ada bunga-bunga yang berguguran menghampiriku,
seperti angin yang sejuk singgah dihadapanku.

Mungkin aku menyukainya, tapi apa dia juga begitu? hmmm mungkin.
Aku ingin lebih dekat dengannya, bukan hanya sekedar teman tapi aku menginginkan lebih dari itu.

Tatapan matanya selalu terbayang dalam pikiranku. Memikirkannya mampu membuatku senyum-senyum sendiri.
Mungkin aku bisa gila olehnya, karenanya.